Translate

share it

.::SELAMAT BERKUNCUNG::.

SALAM BRAFO BLOKING

6 Okt 2010

“KEMBALILAH KE BUDAYAH”





*) Oleh Maisini Misael Sege-ju Joani

Pelajar dan mahasiswa Moni berangkat dari budayah Yang saling tolong-menolong saling bekerja sama antara Satu sama yang lain, menghargai orang lain, pekerja keras.Budayah orang moni dan pada umumnya orang papua itu Ibarat sebuah organisasi yang sudah disusun secara rapi dan sistematis sejak moyang Mereka. Namun organisasi yang sudah membudah di masyarakat moni itu mulai Merosot dengan adanya pendikakan formal Indonesia yang mengindonesiakan orang Moni dan pada umumnya orang papua dari taman kanak-kanak sampai dengan Perguruan tinggi dengan mengajarkan budayah Indonesia seperti di bangku SD suruh Memakai baju seragam merah putih,mengajarkan lagu Indonesia raya dan di kelas Mengajarkan ini ayah budi dan lain sebagainya. sehingga orang moni dan pada Umumnya orang papua mulai melupakan budayahnya yang suka bekerja Sama,menghargai orang lain,pekerja keras mulai menghilang. Sehingga dalam Organisasi-organisasi kecil maupun organisasi besar mulai muncul kesalapahaman Antara satu sama yang lain yang diakibatkan karena salah mengartikan dan Menerjemakan kata organisasi itu sendiri dan organisasi itu tidak mengikuti norma-Norma budayah-budayah kepapuaan. Sehingga kebanyakan orang meng-obyekan Bawaannya atau yang satu meng-obyekan yang lain. Terutama yang selalu dijadikan Alat dari berbagai pihak adalah “Rakyat Jelata” yang tidak tau apa-apa untuk Mendapatkan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri maupun kelompoknya. Hal ini Selalu dilakukan oleh orang-orang yang meng- anggap “Dirinya Manusia” dan “Orang Lain Bukan Manusia” sebab orang tersebut menjadikan manusia yang sama seperti Tuhan yesus itu sebagai “Alat” untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Menurut Maisini selaku sala satu tokoh pemudah kabupaten intan jaya hal ini baik bila Dilakukan untuk tujuan kepentingan bersama dan dimanfaatkan bagi sesamanya. Hal Ini terutama nampak pada organisasi partai politik Indonesia yang mengindonesiakan Orang papua adalah yang lawan partai politik selalu dijadikan musuh Kelurga,suku,kampung dan daerah untuk selamanya. Hal ini selalu terjadi kaena kebanyakan orang moni dan pada umumnya orang papua TIDAK Menggali dan tidak Menggikuti norma-norma budayah-budayah orang papua yang suka tolong-Menolong,menghargai orang lain,pekerja keras. Kita sebagai anak adat bangsa papua harus mengenal diri,sesama manusia,lingkungan alam dan mengenal sosial Budayah kepapuaan serta peka terhadap realitas sosial yang terjadi setiap saat di Papua. Sebab dimana-mana penjajah memakai tiga cara ini,yakni cara yang pertama Untuk menghancurkan bangsa pribumi adalah dengan menghancurkan budayah-Budayah bangsa pribumi,seperti lagu-lagu mambesak,maupun lagu-lagu papua lainya dan miras,miras bukan budaya orang papua. Dulunya orang yang suka bekerja keras Akan malas bekerja keras lagi yang diakibatkan oleh mengkonsumsi miras dan miras Akan merusak daya berpikir seseorang. Sehingga penjajah dengan mudah Menghancurkan bangsa pribumi. Cara kedua yang dipakai penjajah untuk menguasai Bangsa pribumi adalah dengan mendatangkan uang otsus dan dibagikan kepada Masyarakat papua agar jangan bekerja keras lagi seperti yang dulu dan mengharpkan Kepada pemerintah dan pemerintah pun tidak sadar akan hal itu. hal ini terutama Dilakukan didaerah-daerah pemekaran baru dipapua. Cara ketiga yang dipakai oleh Bangsa penjajah untuk menghancurkan bangsa pribumi adalah menguasai tanah-Tanah adat bangsa pribumi sehingga bangsa pribumi kehilangan tempat Tinggal,tempat berburuh,tempat berkebun dan lain-lain. Sehingga menjadi penonton Setia ditanahnya sendiri. Sehingga tanah adat diseluruh wilayah papua barat harus dikontrakan bukan disewakan dan seluruh kandungan alam harus dibuat kesepakatan kerja yang jelas atau Mou agar dikemudian hari tidak mengalami kesusahan dan tidak terjadi konflik dan sebelum melakukan Mou harus diadakan sosialisasi kepada masyarakat pribumi,mengenai apa keuntungannya,apa kerugiannya,apa manfaatnya dan apa tujuan di adakan investor atau datangkan para kapitalisme.



Kebenaran Adalah Hal Yang Paling Kuat,

karena Kebenaran Tidak Dapat di Ubah”



Koyaooo,..Kohaa..,Amanoee,..Nayak lak,..Kiena,..Kaonak,..Jepmum,..Amolonggo,Amakaniyee,Wa,Wa,Wa,Wa.

JAGAN MEMBANDING-BANDINGKAN SESAMAMU.

JAGAN MEMBANDING-BANDINGKAN SESAMAMU.

*) Oleh MeriJen Misael Maisini

Dipenggunungan Tengah Papua Sebagian Besar Masyarakat Hidup Sebagai Petani. Bagi Seorang Petani,Ternak Babi adalah Aset ekonomi. Menghitung Babi berarti Memperkirakan Keuntungan Ekonomis Yang Bakal Diraahi. Kata-kata ini Menyarankan Agar Orang Tidak Terlalu Sering Menghitung-hitung Labanya Tetapi Lebih Baik “Menghitung”Berkatnya. Artinya,Kita Sebaiknya Bersyukur Kepada TUHAN ALLAH Atas Segala Karunia-NYA,Terutama Hidup Yang Boleh Kita Nikmati Ini, Walaupun Kadang Hasil Kerja ( Penghasilan ) Kita Hanya Sedikit. Orang Yang Tidak Bisa Menyukuri Prestasinya Yang Sudah Dicapainya,dan Selalu Merasa Belum Tercapai Puncak Serta Ingin Selalu Merasa Belum Mencapai Puncak Serta Ingin Selalu Menggapai Tingkat Yang lebih Tinggi lagi, Dia Bukan Orang Sukses. Mengapa??? Karena Orang Yang Selalu Mengejar “ Sukses”ini Telah Menjadi Budak Ambisinya Sendiri. Ia Tidak lagi Menjadi Manusia Yang Berprestasi,Tetapi “Mesin Abisi”Yang Tidak Bisa Dihentikan. Ada Bahaya Yang Mengintainya Si “Mesin Ambisi” ini. Kalau Ia Gagal Mencapai Sesuatu Yang Sudah Direncanakan dan Diperkirakanakan Berhasil, Ia Akan Frustasi dan bahkan Mangalami Depresi. Ia Menganggap bahwa Dirinya Tidak Berharga Lagi. Ia Merasa Kadar Eksistensinya Diturunkan Sampai Ketitik nol.

Orang yang telah Menjadi “Mesin Ambisi”,Yang Tidak Bisa Berhenti Mengejar”Sukses”,Ada Baiknya Mengingat Kata-Kata Bijak ini,”Apalah Untungnya Bagi Seorang Manusia Jika Seandainya Ia Bisa Mendapat Seluruh Dunia Tetapi Kehilangan Jiwanya”??? Kata-Kata Bijak ini Mengingatkan Agar Orang Tidak Mencari Harta Kekayaan atau Mengejar Prestasi Sedemikian Hebatnya Sehingga Melupakan Kehidupan Rohaninya,Menjadi Jau Dari TUHAN ALLAH dan Sesamanya. Harta Benda atau Prestasinya Melimpah Ruah,Tetapi Kahidupan Rohaninya Kering. Ibarat Pohon Yang Tidak Menghasilkan Buah.

Apa artinya Kesuksesan Yang Dicapai Dengan Cara-Cara Yang Tidak Menjujung Serta Memuliakan Manusia dan Kemanusiaan,Tetapi Justru Merendahkan dan Menginjak-Injak Martabat Manusia dan Kemanusiaan??? Memang Benar bahwa Setiap Orang Harus Mempunyai Ambisi. Memang Benar Bahwa Seseorang Mempunyai Keiginan Berprestasi. Yang Salah adalah Jika Orang itu Diperbudak Oleh Ambisinya Sendiri dan Menjadi “Mesin Ambisi” atau Tersihir oleh “Sukses” .

Ada Bahaya Jika Anda Terlalu Sering Menegok Kiri Kanan dan Membanding-Bandingkan Kesuksesan atau Keberhasilan Orang Lain Dengan Kesuksesan Anda Sendiri. Kalau Orang Lain Lebih Sukses Dalam arti Prestasinya lebih Menonjol,lebih Popular Anda Bisa Terjerumus Kedalam Keirian atau Kedengkian. Kalau Anda lebih Sukses, Anda Bisa Terperosok Kedalam “KESOMBONGAN”. Lalu Anda Memandang Orang Lain Dengan Sebelah Mata. Yang Seharusnya Anda lakukan adalah Menyadari Bahwa Kesuksesan Tidak Bisa Dibanding-Bandingkan Seperti Kita Membanding-Bandingkan Harga Barang.

Ada Sebuah Cerita yang Dapat Mengingatkan Anda Untuk Tidak Dapat Membanding-Bandingkan Sesama Anda. Cerita Tentang Burung Merak Yang Mengolok-Olok Burung Bangau. Burung Merak Mengejek Burung Bangau Karena Bulunya Jelek (Hanya Putih Saja) Sementara Bulunya Sendiri Indah Berwarna-Warni.”Memang Benar Bulumu Indah,”Kata Si Bangau.”Tetapi,”Lanjutnya,”Kalau Soal Terbang,Aku lebih Unggul Dari Pada Kamu. Aku Bisa Terbang Tinggi di Langit Biru Menembus Awan,Sementara Kamu Bisanya Cuma Berkeliaran di Tanah Seperti Ayam.” Cerita ini Bagus Untuk Mengingatkan Kita Sebagai Orang Dewasa Bahwa “Masing-Masing Orang Dikaruniai Kelebihan Yang Khas”. Jadi Tidak Perlu Membanding-Bandingkan Kesuksesan Kita Dengan Kesuksesan Orang Lain. Yang Baik Dilakukan adalah Membandingkan Kesuksesan Kita Sendiri Sekarang dan Kesuksesan Kita Diwaktu lalu. Yang Penting Bahwa Kita Sudah dan Selalu Berusaha Melakukan Yang Terbaik. Bagimanapun Juga Kesuksesan Bukanlah Tujuan. Kesuksesan adalah Sarana kita Untuk Menjadi lebih “Manusiawi”. Apalah artinya Kesuksesan Kalau itu Dicapai Dengan Mengorbankan Manusia,Tidak Hanya Diri Sendiri Tapi Juga Orang Lain??? Kita Musti Ingat Bahwa” Uang,Ilmu bahkan Teknologi,Harus Mengapdi Kepada Umat Manusia”.Manusia Harus Menjadi Tujuan dan Cita-Cita Segala Yang Kita Lakukan.”Proyek Apa Pun Yang Direncanakan Seseorang Demi Masa Depan Yang Lebih Baik,Prinsip Etis Yang Mendasar Haruslah Bahwa Manusia TIDAK Boleh Dijadikan Sekadar SARANA”. Manusia Haruslah Menjadi Cita-Cita dan Sekaligus Kriteria. Uang,Modal,Kerja,Ilmu,Teknologi adalah Sarana. Semuanya ini Harus Digunakan Dalam Rangka “MELAYANI UMAT MANUSIA”. Manusia Haruslah Tetap Menjadi SUBYEK,Tak Pernah Boleh Menjadi OBYEK.

Dengan Menyadari Bahwa Kerja atau Karya Termasuk Didalamnya Jabatan,Gaji,Tingkat Kesuksesan,dan lain-lain “Haruslah Diabdikan Untuk Kemajuan Umat Manusia”, Kita Tidak Semestinya Iri Melihat Orang Lain Sukses,Tidak Semestinya Merasa Frustasi Jika Kita Tidak Bisa Menjadi Lebih Sukses Dari Pada Sebelumnya. Tetapi,Sebaiknya,Kita Pun Tidak Boleh Sombong Kalau Kita Kebetulan Lebih Sukses Daripada Orang Lain. Kerja Atau Karya Hanyalah Salah Satu Sarana Bagi Kita Untuk Lebih Memanusiakan Diri Kita Sendiri Dan Sesama. Tujuan Pokoknya Adalah Manusia Itu Sendiri,Bukan Karya Atau Kesuksesan.





Penulis Adalah Salah Satu Tokoh

Pemuda Kabupaten Intan Jaya

Tinggal Di Port Numbai.