Inilah   Penemuan Hewan - Hewan Langka Terbaru Dari Papua Niugini — Para   peneliti dari Conservation International menemukan sekitar 200  spesies   hewan dan tumbuhan di Papua Niugini. Di antara temuan tersebut  ada   sejenis katak dengan moncong panjang yang berukuran sejempol,  belalang   hijau menyala dengan mata merah jambu, dan tikus dengan ujung  ekor   putih. Temuan itu diumumkan minggu lalu, meski ekspedisinya sudah    dilaksanakan sejak tahun 2009.
                   Sungguh mengejutkan menemukan hewan-hewan itu.                 

Belalang    hijau bermata merah jambu dari subfamily Phaneropterinae, Ditemukan  di   Pegunungan Muller oleh Piotr Naskrecki dan David Rentz pada  September   2009.  

CONSERVATION INTERNATIONAL/ Stephen Richards
Katak    baru dari Papua New Guinea, termasuk kelompok katak yang meletakkan    telur di darat dan pepohonan. Anak-anak katak ini langsung menjadi  katak   kecil, tanpa melewati fase berudu. 
CONSERVATION INTERNATIONAL/ Stephen Richards
Katak    baru yang ditemukan di Papua New Guinea, termasuk kelompok Litoria    genimaculata yang memiliki corak warna indah. Ditemukan di sepanjang    aliran air Pegunungan Muller. 
Conservation International
Tikus    dengan ekor berwarna putih di bagian ujungnya. Diduga sebagai spesies    yang belum dikenal dunia ilmu pengetahuan sebelumnya. Ditemukan di    Pegunungan Nakanai, Papua New Guinea, April 2009.
Tikus    dengan ekor berwarna putih di bagian ujungnya. Diduga sebagai spesies    yang belum dikenal dunia ilmu pengetahuan sebelumnya. Ditemukan di    Pegunungan Nakanai, Papua New Guinea, April 2009.

Katak    baru yang ditemukan di Papua New Guinea, termasuk kelompok Litoria    genimaculata yang memiliki corak warna indah. Ditemukan di sepanjang    aliran air Pegunungan Muller. 

Conservation International
Tikus    dengan ekor berwarna putih di bagian ujungnya. Diduga sebagai spesies    yang belum dikenal dunia ilmu pengetahuan sebelumnya. Ditemukan di    Pegunungan Nakanai, Papua New Guinea, April 2009.
Katak    baru dari Papua New Guinea, termasuk kelompok katak yang meletakkan    telur di darat dan pepohonan. Anak-anak katak ini langsung menjadi  katak   kecil, tanpa melewati fase berudu. 

CONSERVATION INTERNATIONAL/ Stephen Richards
Katak    baru yang ditemukan di Papua New Guinea, termasuk kelompok Litoria    genimaculata yang memiliki corak warna indah. Ditemukan di sepanjang    aliran air Pegunungan Muller. 
Conservation International
Tikus    dengan ekor berwarna putih di bagian ujungnya. Diduga sebagai spesies    yang belum dikenal dunia ilmu pengetahuan sebelumnya. Ditemukan di    Pegunungan Nakanai, Papua New Guinea, April 2009.Hewan   lain yang dijumpai para peneliti adalah 24  spesies katak, 45 spesies   laba-laba, 29 spesies semut, puluhan jenis  belalang, 6 spesies capung,   dan 2 spesies mamalia, serta 9 spesies  tumbuhan. Temuan-temuan itu   belum pernah dideskripsikan di literatur  ilmiah sebelumnya sehingga   bisa dianggap sebagai temuan baru.
"Temuan    itu menunjukkan betapa sedikit yang kita ketahui mengenai dunia ini,"    ujar pimpinan peneliti, Stephen Richards, Kamis (7/10/2010). "Banyak    perhatian mengenai hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim,  dan   dampaknya pada keanekaragaman hayati, lalu kita melakukan proyek    seperti ini, dan tersadar, hei kita bahkan tidak tahu ada  keanekaragaman   hayati di sana," lanjut Richards yang menyebut bahwa  penemuan ini   sebagai kabar baik di antara kabar-kabar buruk mengenai  kerusakan   lingkungan.
Ekspedisi   dilakukan pada April 2009 saat para peneliti  menjelajahi pegunungan   Nakanai di Pulau New Britain, lalu bergerak  menggunakan kano, jalan   kaki, dan menumpang helikopter menuju wilayah  terpencil yang berhutan.   Di sana mereka menemukan beberapa hewan unik,  termasuk tikus dengan   ekor putih yang sepertinya tidak berkerabat dengan  tikus jenis lain dan   diduga sebagai genus baru.
Para   peneliti  juga menemukan katak kecil yang panjangnya hanya 2  sentimeter  dan  berkerabat dengan katak-katak di Kepulauan Solomon.  "Sungguh  mengejutkan  menemukan hewan-hewan itu," kata Richards.
Pada   ekspedisi kedua,  September 2009, tim menuju Pegunungan Muller di   selatan Papua Niugini.  Di sana mereka menemukan beberapa jenis   belalang, termasuk jenis yang  bisa melawan pemangsa dengan kaki-kakinya   yang besar dan berduri.  Menurut peneliti yang sempat menggoda hewan   itu, pukulan belalang  tersebut cukup menyakitkan.
Hutan   Papua Niugini adalah satu dari  tiga hutan hujan liar yang tersisa di   dunia. Dua lainnya adalah hutan  Amazon dan lembah Congo. "Saya berani   bilang, di mana pun Anda pergi di  Papua Niugini, dipastikan Anda   menemukan spesies baru atau kurang  dikenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar